MAKALAH
PINDUSTRI
Disusun
oleh :
Nama :
Tedy Nugraha
NPM :
16415829
Kelas
: 2IB01
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat limpahan Rahmatnya sehingga saya dapat menyusun makalah ini.
Saya ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pengantar
Lingkungan yang telah memberikan tugas ini. Saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang pada makalah ini.
Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu menambah
wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini saya buat, Wassalamualaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………............................i
Daftar
Isi………………………………………………………………..................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………….......................................4
BAB II Isi
2.1 Masalah
Lingkungan Dalam Pembangunan.................................................................6
2.2 Keracunan
Bahan Logam / Metaloid pada Industrialisasi.....................................................7
2.3 Keracunan
Bahan Organis pada Industrialisasi..............................................................8
2.4 Perlindungan
Masyarakat Sekitar Terhadap Perusahaan Industri.........9
2.5 Analisis
Dampak Lingkungan Perusahaan Industri............................................................................10
2.6 Pengaruh
pembangunan industri terhadap pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup............................................................................10
Daftar Pustaka...........................................................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan
penduduk yang cepat mempunyai implikasi pada berbagai bidang. Bertambahnya
penduduk yang cepat ini mengakibatkan tekanan pada sektor penyediaan fasilitas
tenaga kerja yang tidak mungkin dapat ditampung dari sektor pertanian. Maka
untuk perluasan kesempatan kerja, sektor industri perlu ditingkatkan baik
secara kualitas maupun kuantitas.peningkatan secara bertahap di berbagai bidang
industri akan menyebabkan secara berangsur-angsur tidak akan lagitergantung
kepada hasil prodiksi luar negeri dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Walau telah ditentukan oleh pemerintah bahwa dalam
peningkatan pembangunan industri hendaknya jangan sampai membawa akibat
rusaknya lingkungan hidup, dalam kenyataannya yang lebih banyak diperhatikan
dalam pendirian industri sekarang adalah keuntungan-keuntungan dari hasil
produksinya. Sedikit sekali perhatian terhadap masalah lingkungan, sehingga
pendirian industri tersebut akan mengakibatkan pencemaran lingkungan oleh hasil
pembuangan limbah industri yang kadang-kadang diabaikan.
Oleh karena itu perlu adanya perencanaan yang matang pada
setiap pembangunan industri agar dapat diperhitungkan sebelumnya segala
pengaruh aktivitas pembangunan industri tersebut terhadap lingkunganyang lebih
luas. Dalam mengambil keputusan pendirian suatu perindustrian, selain
keuntungan yang akan diperoleh harus pula secara hati-hati dipertimbangkan
kelestarian lingkungan. Berikut ini ada beberapa perinsip yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan proyek industri terhadap lingkungan sekitarnya :
1. Evaluasi pengaruh sosial ekonomi dan ekologi baik secara
umum maupun khusus.
2. Penelitian dan pengawasan lingkungan baik untuk
jangkapendek maupun jangka panjang. Dari sini akan didapatkan informasi
mengenai jenis perindustrian yang cocok dan menguntungkan.
3. Survey mengenai pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul pada
lingkungan.
4. Berdasarkan petunjuk-petunjuk ekologi dibuat formulasi
mengenai kriteria analisa biaya, keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan
pengelolaan proyek.
5. Bila penduduk setempat terpaksa mendapat pengaruh
negatif dari pembangunan proyek industri ini, maka buatlah pembangunan
alternatif atau dicarikan jalan untuk kompensasi kerugian sepenuhnya.
Yang dimaksud
dengan idustri adalah pengelolaan bahan baku menjadibahan jadi atau setengan
jadi. Dan dalam pelaksanaannya mulai dari bahan baku, proses pengolahan maupun
hasil akhir yang berupa hasil produksi dan hasil buangannya (sampah) banyak di
antaranya terdiri dari bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan seperti
bahan logam, bahan organis, bahan korosif, bahan-bahan gas dan lain-lain bahan
yang berbahaya baik untuk pekerja maupun masyarakat di sekitar proyek.
BAB II
ISI
2.1 Masalah Lingkungan Dalam Pembangunan Industri
Pembangunan di
sektor dunia Industri merupakan cara yang tepat dalam menaggulangi masalah
pengangguran dan kemiskinan. Melalui pembangunan proyek industri pemerintah dan
para pengusaha mampu mempekerjakan rakyat yang memiliki potensi baik. Hal ini
juga dapat meningkatan perekonomian negara karena dengan proyek industri maka
negara dapat mengurangi barang-barang import. Dunia Industri juga dapat
mengajarkan dan mendidik bangsa agar menjadi bangsa yang produktif, inovatif
dan kreatif sehingga dalam beberapa tahun bangsa kita bisa menghilangkan sifat
konsumtif.
Meskipun memiliki
dampak positif yang besar bagi bangsa dan negara namun pembangunan proyek
industri sering kali menyebabkan kasus-kasus pencemaran yang jelas-jelas
merusak lingkungan. Banyak proyek-proyek pembangunan industri maupun kegiatan
produksi yang ada didalamnya tidak memenuhi dan menaati kaidah lingkungan
hidup. Sehingga lingkungan sekitar pabrik industri mengalami pencemaran tanah,
air dan udara. Hal ini tentu saja mengakibatkan gangguan kesehatan bagi
masyarakat sekitar pabrik. Banyak penyakit-penyakit kulit, gangguan pernapasan
dan gangguan pencernaan yang menyerang warga sekitar.
Kasus pencemaran
lingkungan akibat industri perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah.
Walaupun sudah ditetapkannya peraturan perundangan tentang hal ini namun masih
banyak saja para pengawas dan pelaksana peraturan yang tidak menjalankan
tugasnya dengan baik. Mereka dengan mudah menerima uang suapan dan membiarkan
pabrik-pabrik yang membuang limbahnya ke daerah pemukiman warga.
Kasus pencemaran
udara yang terjadi akibat industri diakibatkan oleh pembuangan gas pembakaran
mesin diesel dan gas sisa produksi yang dibuang melalui cerobong asap, namun
dalam kasus ini cerobong asap yang dipergunakan sebagai saluran pembuangan
sekaligus penyaringan udara sisa sebelum dibuang tidak memiliki spesifikasi
yang baik dalam mengurangi polusi. Selain itu ketinggian dan kemiringan
cerobong asap juga harus ideal sehingga udara sisa yang dibuang tidak mengenai
lingkunngan tempat tinggal warga.
Berbeda dengan
kasus pencemaran udara, pencemaran air dan tanah dipengaruhi oleh pembuangan
limbah yang dibuang ke sungai atau saluran air warga. Pencemaran ini
diakibatkan juga oleh pengolahan dan sterilisasi limbah yang kurang baik
sehinngga limbah yang dibuang ke sungai masih menggandung bahan-bahan logam
maupun organik yang berbahaya. Bahan-bahan ini bukan hanya menggangu kesehatan
warga namun juga dapat menganggu populasi hewan dan tumbuhan air serta dapat
menyebabkan mutasi.
2.2 Keracunan Bahan Logam / Metaloid pada Industrialisasi
Racun-racun
logam/metalloid beserta persenyawaan-persenyawaannya yang sering terjadi pada
industrialisasi adalah yang berasal dari timah hitam,air raksa, arsen,
chromium, berrylium, cadmium, vanadium dan fosfor.
Disamping
racun-racun tersebut diatas terdapat pula bahan-bahan logam/metalloid lainnya,
tetapi tidak begitu banyak dipergunakan dalam perindustrian dan tidak begitu
beracun. Seperti misalnya perak yang berhasil masuk tubuh bias menyebabkan
argyria, tanpa menimbulkan gejala keracunanyang membahayakan kesehatan.
Beberapa contoh keracunan logam/metalloid:
1.Keracunan oleh timah hitam
Keracunan timah
hitam ini terjadi dalam dua bentuk;
Keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan-persenyawaan
anorganisnya, seperti “putih timah hitam”
Keracunan karena pengolahan persenyawaan-persenyawaan organis
hitam, seperti TEL (tetra-etli-timah)
2.Keracunan air raksa (Hg)
Bentuk keracunan
air raksa ini dapat terjadi:
Sebagai air raksa cair atau uapnya
Sebagai akibat kontak kulit dengan persenyawaan Hg-fulmitat
Sebagai perseyawaan air raksa
3.Keracunan Arsen
Gejala yang timbul
pada keracunan Arsen tidak sama, tergantung kepada jenis persenyawaannya. Bila:
Menghisap atau kontak dengan debu persenyawaannya arsen
anorganik gejalanya setempat akibat terjadinya rangsangan pada kulit atau
selaput lendir
Menghisap persenyawaan-persenyawaan arsen dan zat cair bisa
mengakibatkan hancurnya sel-sel sehingga bias menimbulkan kekurangan darah
Kontak dengan persenyawaan-persenyawaan arsen organic bisa
mengakibatkan local atau sistematik pada tubuh
4.Keracunan fosfor
Yang beracun
terutama adalah fosfor putih. Dan ini banyak dipergunakan sebagai bahan
pembuatan racun tikus, racun serangga, pembuatan pupuk, pembuatan mercon dan
kembang api.
Akibat keracunan fosfor sangat kompleks bias menimbulkan
kerusakan pada hati, ginjal, tulang, saluran pencernaan, perdarahan-perdarahan
dan bila terhirup ke paru-paru bias menimbulkan oedema dan kerusakan paru.
2.3 Keracunan Bahan Organis pada Industrialisasi
Pencemaran terjadi
akibat bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas masuk lingkungan hingga
terjadi perubahan kualitas lingkungan, Sumber bahan beracun dan berbahaya dapat
diklasifikasikan:
1. industri kimia organik maupun anorganik
2. penggunaan bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan
baku atau bahan penolong
3. peristiwa kimia-fisika, biologi dalam pabrik.
Lingkungan sebagai
badan penerima akan menyerap bahan tersebut sesuai dengan kemampuan. Sebagai
badan penerima adalah udara, permukaan tanah, air sungai, danau dan lautan yang
masingmasing mempunyai karakteristik berbeda.
Air di suatu waktu
dan tempat tertentu berbeda karakteristiknya dengan air pada tempat yang sama
dengan waktu yang berbeda,Air berbeda karakteristiknya akibat peristiwa alami
serta pengaruh faktor lain.
Kemampuan
lingkungan untuk memulihkan diri sendiri karena interaksi pengaruh luar disebut
daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan antara tempat satu dengan tempat
yang lain berbeda, Komponen lingkungan dan faktor yang mempengaruhinya turut
menetapkan nilai daya dukung.
Bahan pencemar
yang masuk ke dalam lingkungan akan bereaksi dengan satu atau lebih komponen
lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara fisika, kimia dan biologis
sebagai akibat dari bahan pencemar, membawa perubahan nilai lingkungan
yangdisebut perobahan kualitas.
Limbah yang
mengandung bahan pencemar akan merubah kualitas lingkungan bila lingkungan
tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada
padanya, Oleh karena itu penting diketahui sifat limbah dan komponen bahan
pencemar yang terkandung.
Pada beberapa
daerah di Indonesia sudah ditetapkan nilai kualitas limbah air dan udara. Namun
baru sebagian kecil. Sedangkan kualitas lingkungan belum ditetapkan. Perlunya
penetapan kualitas lingkungan mengingat program industrialisasi sebagai salah
satu sektor yang memerankan andil besar terhadap perekonomlan dan kemakmuran
bagi suatu bangsa.
Penggunaan air
yang berlebihan, sistem pembuangan yang belum memenuhi syarat, karyawan yang
tidak terampil, adalah faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasikan
sumber pencemar.
Produk akhir,
seperti pembungkusan, pengamanan tabung dan kotak, sistem pengangkutan,
penyimpanan, pemakaian dengan aturan dan persyaratan yang tidak memenuhi
ketentuan merupakan sumber pencemar juga.
2.4 Perlindungan Masyarakat Sekitar Terhadap Perusahaan
Industri
Masyarakat sekitar
suatu perusahaan industri harus dilindungi dari pengaruh-pengaruh buruk yang
mungkin ditimbulkan oleh industrialisasi dari kemungkinan pengotoran udara,
air, makanan, tempat sekitar dan lain-lain oleh sampah, air bekas dan udara
dari perusahaan-perusahaan industri.
Semua perusahaan
industri harus memperhatikan kemungkinan adanya pencemaran lingkungan, dimana
segala macam hasil buangan sebelum dibuang harus betul-betul bebas dari bahan
yang bisa meracuni.
Untuk maksud
tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu industri harus diolah
dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan ini tergantung dari bahan apa
yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa dengan pembakaran atau dengan
cara pencuciaan melalui proses kimia sehingga uap/ udara yang keluar bebas dari
bahan-bahan yang berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang mengandung partikel/bahan
beracun, bisa dengan cara pengendapan, penyaringan atau secara reaksi kimia
sehingga bahan yang keluar tersebut menjadi bebas dari bahan-bahan yang
berbahaya.
Pemilihan cara ini pada umumnya didasarkan atas
faktor-faktor:
a. Bahaya tidaknya bahan-bahan buangan tersebut.
b. Besarnya biaya agar secara ekonomi tidak merugikan
perusahaan
c. Derajat efektifnya cara yang dipakai.
d. Kondisi lingkungan setempat.
Selain oleh
bahan-bahan buangan, masyarakat juga harus terlindungi dari bahaya-bahaya oleh
karena produk-produknya sendiri dari suatu industri. Dalam hal ini pihak
konsumen harus terhindar dari kemungkinan keracunan atau terkenanya penyakit
oleh hasil-hasil produksi. Karena itu sebelum dikeluarkan dari perusahaan,
produk-produk ini perlu pengujian terlebih dahulu secara seksama dan teliti
apakah tidak akan merugikan masyarakat.
2.5 Analisis Dampak Lingkungan Perusahaan Industri
Analisa dampak
lingkungan atau yang biasa disingkat AMDAL adalah salah satu studi yang
mengidentifikasi, mempredikasi, menginterpretasi dan mengkomunikasi pengaruh
dari suatu kegiatan manusia, khususnya suatu proyek pembangunan fisik, terhadap
lingkungan.
Tujuan
dilaksanakan AMDAL adalah untuk memperkecil pengaruh negatif atau pengaruh
positif dari kegiatan manusia terhadap lingkungan .
Dalam
pelaksanaannya sebaiknya digunakan metodologi AMDAL yang tepat. Pendekatan yang
terlalu sulit atau terlalu sederhana sebaiknya dihindarkan.
Faktor waktu dalam AMDAL
Waktu yang
diperlukan untuk penyusunan AMDAL sangat berbeda, untuk proyek yang penting
sering kali diperlukan data sekitar 2 – 3 tahun. Sedangkan untuk penyusunan
laporan biasanya memakan waktu tergantung pada besar kecilnya proyek, dapat 18
– 24 bulan, tetapi dapat juga pendek 3 – 6 bulan atau sangat panjang lebih dari
2 tahun.
Prosedur administratif AMDAL
Kerangka
administratif pelaksanaan AMDAL yang akan dijelaskan adalah kerangka umum yang
dapat dikembangkan dan diterapkan menurut spesifikasi tata pengaturan setiap
Negara. Prosedur tersebut dapat digunakan dalam bentuk yang paling sederhana
tetapi juga dapat dikembangkan lebih luas.
Pelaku dalam kegiatan AMDAL
Para pelaku yang
berperan dalam kegiatan AMDAL, yang terdiri dari pengambil keputusan, penilai,
pelaksana proyek, penelaan, instansi – instansi pemerintah yang berkepentingan
terhadap proyek, tim penasehat ahli, masyarakat dan badan – badan
internasional.
2.6 Pengaruh
pembangunan industri terhadap pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup
Kawasan di
sepanjang Jalan Raya Bogor meliputi, Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cimanggis,
dan Kecamatan Sukmajaya merupakan wilayah lokasi industri yang tumbuh dan
berkembang secara alamiah (artinya pada awalnya tidak ada campur tangan
pemerintah) dan merupakan limpahan dari ketidaksiapan infrastruktur pada
kawasan industri Pulogadung. Pesatnya pembangunan industri di daerah sepanjang
JalanRaya Bogor akhirnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam hal
ini kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI
Jakarta dan Jawa Barat. Penataan ruang di koridor Jalan Raya Bogor tersebut
hingga tahun 2005 (pada wilayah penelitian) diperuntukkan sebagai kawasan
industri yang
tidak mencemari lingkungan hidup. Lingkungan industri di koridor Jalan Raya
Bogor dibatasi salah satunya oleh tenaga kerja industri. Keberadaan tenaga
kerja pada industri menentukan pola persebaran keruangan (spasial), yang
tercermin pada pengelompokan industrinya. Tipologi lingkungan industri skala
sedang adalah pengelompokan lingkungan industri berdasarkan tenaga kerja dalam
industri yang jumlahnya antara 20-300 orang. Tipologi
industri ini yang
jumlahnya 100 atau 56,5 % dari total industri yang ada dan tersebar di
sepanjang koridor Jalan Raya Bogor (Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cimanggis
dan Sukmajaya).
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
(1) untuk mengetahui pola keruangan (spasial) persebaran
industri sedang;
(2) untuk mengetahui tenaga kerja industri sedang pada
masyarakat menetap; dan
(3) untuk mengetahui hubungan industri sedang dengan
lingkungan sosial-ekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di wilayah
penelitian;
Adapun hipotesis kerja penelitian, adalah:
a. pola persebaran industri sedang mengikuti pola tata
ruang.
b. terdapat hubungan antara industri sedang dengan
lingkungan sosialekonomi masyarakat pekerja industry yang menetap di sepanjang
Jalan Raya Bogor.
Pada penelitian
ini dilakukan penghitungan skala T (indeks tetangga terdekat), prosentasi
penyerapan tenaga kerja lokal untuk industri, dan derajat kekuatan hubungan
antara variabel bebas (lingkungan social masyarakat pekerja pabrik) dan
variabel terikat (industri sedang). Pengujian dilakukan dengan metode statistik
koefisien korelasi kontigensi menggunakan software SPSS versi +98 for windows,
yang dilanjutkan dengan pembobotan skoring dari masing-masing variabel
lingkungan sosial (tingkat pendidikan, pendapatan/salary dan kualitas
permukiman) terhadap industri sedangnya. Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Lokasi industri skala sedang di wilayah penelitian,
terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas, Pekayon, Tugu, Mekarsari,
Cisalak Pasar, Curug, Sukamaju Baru, Jatijajar, Cilangkap, Cisalak, dan
Sukamaju dengan pola keruang/spasial persebaran industrinya di sepanjang Jalan
Raya Bogor mengikuti pola penataan ruang yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Kodya Jakarta Timur dan Kota Depok. Berdasarkan hasil perhitungan analysis
tetangga terdekat (nearness neighborhood analysis), adalah sebagai berikut:
a) pola
keruangan persebaran industrinya yang mengelompok (cluster pattern) dengan
nilai indeks skala T (0 - 0,7), terdapat di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar,
Cilangkap, dan Cisalak;
b) pola
keruangan persebaran industrinya yang tidak merata/acak (random pattern) dengan
nilai indeks skala T (0,7 – 1,4), terdapat di wilayah Kelurahan Tugu,
Mekarsari, Sukamaju Baru, dan Jatijajar;
c) pola
keruangan persebaran industrinya yang merata (dispersed pattern/uniform) dengan
nilai indeks skala T (1,4 – 2,1491), terdapat di wilayah Kelurahan Susukan, Ciracas,
Pekayon, Curug dan Sukamaju.
2. Tenaga kerja lokal yang terserap pada kegiatan industri
berdasarkan pada tingkat pendidikan, adalah sebagai berikut: tingkat pendidikan
menengah (SLTP/Sederajat dan SMU/Sederajat) 62,04%, tingkat pendidikan rendah
(SD/Sederajat) dan tinggi (D3 dan SI), tingkat pendidikan sangat rendah atau
tidak sekolah mempunyai jumlah yang relatif sedikit 2,81% dari jumlah total
respoden pekerja industry.
3. Hubungan antara industri sedang dengan lingkungan
sosial-ekonomi masyarakat pekerja industrinya yang menetap di wilayah
penelitan, dirinci berdasarkan variabel tingkat pendidikan, pendapatan (salary)
dan kualitas permukiman, dengan kondisi :
a) Wilayah
Kelurahan Susukan, Tugu, Mekarsari, Cisalak Pasar, Jatijajar, Cilangkap, dan
Cisalak mempunyai nilai total skoring pembobotan lebih dari sama dengan 7, yang
berarti bahwa pada wilayah kelurahan tersebut terdapat hubungan variabel yang
kuat dan positif antara tipologi lingkungan industry dengan tipologi lingkungan
sosial masyarakat pekerja industrinya.
b) Pada wilayah
kelurahan lainnya, seperti Ciracas, Pekayon, Curug, Sukamaju Baru, dan Sukamaju
memiliki nilai total skoring pembobotan kurang dari 7, yang berarti bahwa
wilayah kelurahan tersebut terdapat hubungan yang agak kuat dan positif antara
tipologi lingkungan industri dengan lingkungan social masyarakat pekerja
industrinya.
Daftar
Pustaka
